Wednesday, October 4, 2023

Berhasil Ciptakan Seribu Embung di Jateng, Ganjar Ingin Indonesia Berdaulat Pangan dan Menjadi Lumbung Pangan Dunia


Jakarta – Untuk mendongkrak hasil pertanian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo saat itu, berhasil merealisasikan program pembangunan konservasi air atau embung untuk sejumlah desa-desa yang ada di Jateng.



Menurut catatan, seribu Embung yang diinisiasi Ganjar Pranowo sejak tahun 2016 lalu telah melebihi target. Hingga kini, total sudah 1.137 embung dibangun untuk irigasi dan air bersih se-Jawa Tengah. 



Menurut Ganjar, pendanaan yang digunakan untuk membangun embung tidak hanya berasal dari APBD saja, tetapi juga dibantu banyak pihak termasuk gelontoran dana dari pemerintah pusat. 


"1.000 (embung) itu cita-cita karena bantuannya cukup banyak. Kabupaten membantu, CSR membantu, pusat membantu jadi kita kelompokkan," ujar Ganjar waktu itu.


Embung merupakan penampung air hujan serupa waduk yang dibangun dengan tujuan pemanfaatan air hujan, terutama memperbaiki kualitas air yang digunakan petani dalam sistem irigasi pertanian dan juga untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sehari-hari. 


Ganjar menyebutkan, dengan adanya embung hasil panen pertanian juga menjadi lebih berkualitas dan jumlahnya meningkat. Pariwisata juga bisa diandalkan di sekitar embung sehingga kehidupan masyarakat juga bisa lebih makmur dan tercukupi.


Prestasi Ganjar Pranowo selama menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode, mendapat apresiasi masyarakat. Melalui embung, para petani di Jawa Tengah bisa meraup untung. Hal ini terjadi lantaran budidaya pertanian dan peternakan mereka berkembang pesat.


Manfaat pembangunan embung diungkapkan Sriyono, selaku Kepala Desa Gudangharjo, Kecamatan Parunggupito, Kabupaten Wonogiri. Ia menuturkan, embung Gudangharjo mampu menghidupi 95 persen penduduk Desa Gudangharjo yang terdiri dari 500 penduduk di 8 dusun itu.


"95 persen penduduk yang ada di Desa Gudangharjo ini, terdiri dari 8 dusun yang memanfaatkan embung ini. 95 persen tadi dari jumlah penduduk kami 500, kepala rumah tangga 400 sekian yang menggunakannya," ungkap Sriyono, dikutip dari Jawa Pos


Hal serupa juga disampaikan pengelola embung Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung bernama Mujib yang memanfaatkan embung sebagai destinasi wisata baru di Temanggung. Ia menyebut, dalam satu bulan pengunjung yang datang bisa mencapai 500 sampai 1.000 wisatawan. 


"Jadi dengan dibangunnya embung itu, dijadikan sekaligus tempat wisata. Ramai saat weekend, rata-rata 500 sampai 1000 pengunjung dalam satu bulan. Tiket masuk per orang 5.000, artinya warga sekitar bisa berjualan di area embung, anak-anak muda bisa ikut kerja dalam embung ini," tutur Mujib.


Sukses merealisasikan program seribu embung di Jateng, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode ini bertekad akan meneruskan program tersebut ke seluruh pelosok tanah air, dan mendorong Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia. Ganjar tak menginginkan Indonesia selalu mengandalkan impor dari luar negeri.

 

Menurut Ganjar, India kini tidak lagi mau mengekspor pangan. Begitu juga dengan Thailand dan Vietnam yang mulai menahan diri. 


Karena itu, Ganjar menekankan perlunya aktivasi birokrasi untuk pantau ketersediaan penawaran (supply) dan permintaan (demand), menggenjot sentra produksi bahan pokok serta menyeimbangkan neraca ekspor-impor pangan.


Ketua Umum Relawan ProGP Dr. Suriyanto Pd, turut mengapresiasi capaian kinerja yang ditorehkan Ganjar Pranowo. Menurut Suriyanto, Ganjar sebagai sosok pemimpin yang memiliki lompatan ke depan untuk mensejahterakan rakyat.


Suriyanto mengatakan, keberadaan embung sangat besar manfaatnya untuk masyarakat, mengingat Jawa Tengah kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau, dan banjir saat musim hujan.


“ Sebuah lompatan Pak Ganjar khususnya di sektor pertanian, salah satunya membangun embung ini, sehingga air yang ditampung dalam embung dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah. Hal ini sejalan dengan komitmen beliau yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan,” kata Suriyanto melalui keterangan, Rabu 4 Oktber 2023.

Share:

0 Comments:

Post a Comment





MUBA - Karena tidak senang dimarahi , Rusmin als Teguh (28) seorang pengangguran warga Kelurahan Bayung Lencir Indah Kecamatan Bayung Lencir Musi Banyuasin ini tega menganiaya Evi Karinah (30) yang juga merupakan Ayuk kandungnya sendiri.

Peristiwa ini terjadi pada hari Selasa (20/06/2023) sekira pukul 10.00 wib dirumah korban di rt 01 rw 02 Kelurahan Bayung Lencir Indah.

Korban Evi menderita luka bacok pada bahu sebelah kiri dan kepala akibat terkena bacokan sebilah parang yang dilakukan oleh adik kandungnya sendiri.

Kapolres Muba Akbp. Siswandi Sik. SH.MH melalui Kapolsek Bayung Lencir Iptu Bondan Try Hoetomo STK.SIK.MH saat dikonfirmasi oleh Tribratamubanews hari Sabtu (24/06/2023) membenarkan adanya peristiwa penganiayaan tersebut.

Antara pelaku dan korban masih merupakan saudara kandung, mungkin karena mudah emosi dan temperamen, pelaku dengan teganya membacok korban yang merupakan Ayuk kandungnya sendiri. jelasnya.

Saat ini pelaku sudah kami tangkap dan  ditetapkan menjadi tersangka, demikian juga sebilah parang panjang yang digunakan untuk membacok korban sudah kami sita, sedangkan korban dibawa ke Rsud Bayung lencir untuk mendapatkan pengobatan.

Tersangka kami kenakan pasal penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 351 ayat (2) KUHP dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun. tambah Bondan. 

Asian Games 2018


CPNS 2018


Lintas Muba

Berita Terbaru



Labels

Blog Archive