Papua Pegunungan – Sebuah video berdurasi sekitar 2 menit 12 detik beredar luas di media sosial dan memicu kecaman publik. Rekaman tersebut memperlihatkan dua perempuan diduga menjadi korban penyiksaan oleh sekelompok orang bersenjata di wilayah Nduga, Papua Pegunungan.

Dalam video itu, tampak seorang perempuan dalam kondisi terikat dan ditempeli benda menyerupai besi panas oleh beberapa pria bersenjata. Aksi kekerasan tersebut diduga dilakukan karena korban menolak permintaan dari kelompok pelaku.

Perempuan lainnya terlihat duduk dengan tubuh penuh luka melepuh akibat ditempelkan kayu dan besi panas. Kedua korban tampak berteriak kesakitan saat peristiwa penyiksaan terjadi.

Hingga berita ini diturunkan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) maupun para aktivis HAM belum memberikan keterangan resmi terkait beredarnya video tersebut. Publik di berbagai platform media sosial mempertanyakan sikap lembaga HAM yang dinilai belum bersuara atas dugaan kekerasan terhadap warga sipil ini.

Juru Bicara Polri untuk Wilayah Papua, Kombes Benny Prabowo, saat dikonfirmasi menyebut pihaknya tengah memverifikasi kebenaran video yang beredar.

 “Kami sedang melakukan penelusuran untuk memastikan lokasi, waktu kejadian, serta identitas para pelaku dan korban. Jika terbukti, tentu akan dilakukan langkah hukum sesuai prosedur,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).


Sementara itu, perwakilan Komnas HAM Papua melalui staf administrasi yang dihubungi terpisah mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan informasi dan bukti awal sebelum memberikan pernyataan resmi.

“Kami belum bisa berkomentar karena masih perlu memverifikasi sumber dan keaslian video tersebut,” ujarnya singkat.

Sejumlah warganet dan pegiat media sosial mengecam keras tindakan yang terlihat dalam video tersebut, serta menyerukan agar lembaga HAM dan aparat penegak hukum segera turun tangan. Mereka juga mengingatkan agar semua pihak tidak menyebarkan disinformasi maupun saling menuduh sebelum hasil penyelidikan resmi diumumkan.

Editorial: Kemanusiaan di Atas Segalanya

Peristiwa yang terekam dalam video tersebut menjadi pengingat bahwa kekerasan, dalam bentuk apa pun dan oleh siapa pun, tidak dapat dibenarkan. Papua — dengan segala dinamika sosial dan konfliknya — memerlukan pendekatan kemanusiaan, bukan kekerasan yang menambah penderitaan warga sipil.

Media dan masyarakat diimbau untuk tidak menyebarluaskan video kekerasan secara utuh, demi menghormati martabat korban serta menjaga situasi sosial agar tidak semakin memanas.

Setiap bentuk pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan harus diusut tuntas. Negara dan lembaga HAM diharapkan hadir untuk memastikan keadilan ditegakkan dan korban mendapatkan perlindungan yang layak.